CARA KERJA GENERATOR DAN DINAMO
Tentunya untuk membangkitkan generator atau dinamo membutuhkan sumber tenaga mekanik, seperti turbin air terjun, turbin gas, atau turbin uap. Poros turbin dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik.
Memahami elektromagnetisme adalah subjek yang luas dan kompleks. Jadi butuh 60 tahun setelah Volta menemukan baterai pertama untuk menemukan generator yang lebih kuat dan lebih baik.
Generator dan dinamo pada dasarnya adalah magnet yang berputar di area yang tunduk pada medan elektromagnetik dari perangkat / koil lain. Medan elektromagnetik ini tidak terlihat oleh mata telanjang, tetapi dapat dijelaskan dengan menggunakan garis fluks magnet.
Generator dan generator terdiri dari magnet stasioner (stator) yang menghasilkan medan magnet yang sangat kuat dan magnet yang berputar (rotor) yang memutar garis fluks magnet di stator. Ketika medan magnet dari rotor memotong garis fluks, itu menciptakan perbedaan potensial.
Karena menurut hukum Faraday, ketika kawat bergerak bolak-balik, itu menciptakan medan magnet, dan medan magnet mendorong elektron di dalam logam. Tembaga memiliki 27 elektron, dan dua elektron di orbit dengan mudah didorong ke atom berikutnya. Gerakan atom ini dikenal sebagai arus listrik.
Menggunakan lebih banyak kumparan di wilayah medan magnet menciptakan lebih banyak aliran elektron. Karena itu, mereka lebih kuat saat digabungkan. Daya genset tergantung pada:
T = panjang konduktor dalam medan magnet,
V = kecepatan konduktor (kecepatan rotor)
B = kekuatan medan elektromagnetik.
Itu dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
e = B x l x v
Magnet biasanya tidak terbuat dari magnetit alami/permanen (kecuali untuk generator kecil), melainkan kawat tembaga atau aluminium yang melilit inti besi. Tenaga listrik dialirkan ke setiap kumparan/lilitan untuk menghasilkan magnet, yang disebut solenoida.
Solenoida digunakan sebagai alternatif pengganti magnetit alam karena semakin banyak solenoida yang digunakan maka gaya magnetnya akan semakin kuat.